Jumat, 05 Agustus 2011

Hal Mengasihi dalam Kitab Filemon

alfredosinaga89@gmail.com
KASIH tanpa Syarat dan penuh Kerelaan
(Filemon 1 – 21)

Memerlakukan orang lain seperti diri sendiri adalah salah satu kebaikan dalam Kristen yang harus kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kebaikan ini adalah buah dari kematangan hubungan kita dengan Yesus. Hubungan yang telah kita pelihara dan tingkatkan di dalam kehidupan kita misalkan melalui Saat Teduh kita, Jam Doa kita, penyerahan diri kita sepenuhnya di dalam pergumulan kita, dan lain-lain. Pada dasarnya setiap orang ingin diperlakukan dengan baik oleh sesamanya, betul bukan?

Tuhan Yesus di dalam Matius 7: 12 dan 22: 39 menekankan pentingnya kita memerlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan oleh sesama kita.pasti dalam hidup kita, kita mau selalu di perlakukan baik oleh orang lain. Sekarang pertanyaannya, Pernahkah kita memberikan apa yang kita sangat inginkan kepada orang lain?
Sebagai contoh : ketika kita sangat menginginkan suatu barang yang mungkin sangat mahal harganya sehingga kita sangat sulit untuk mendapatkannya, dan tiba-tiba orangtua kita atau saudara kita ingin membelikannya untuk kita,betapa senang bukan hati kita, namun coba kalau barang yang sudah kita punya itu kita berikan kepada orang lain, apakah kita mau? Apakah kita dengan rendah hati memberikan barang itu? Butuh kerelaan yang sangat besar, bukan, untuk melakukan hal itu?

Hidup akan terasa indah dan nyaman jika kita, dalam memerlakukan orang lain ialah seperti halnya kita sendiri ingin diperlakukan oleh mereka dalam kehidupan kita di mana pun kita berada. Dasar dari tindakan itu ialah Kasih. Jika tidak ada Kasih tidak mungkin seseorang berbuat demikian pada sesamanya.

Pada saat ini kita akan belajar bagaimana mengasihi dari surat Paulus kepada Filemon. Tokoh cerita dalam surat ini ialah Paulus, Filemon, dan Onesimus. Sepintas kita dapat melihat bahwa isi surat ini adalah permohonan Paulus agar Filemon mau menerima kembali kehadiran Onesimus dalam kehidupan Filemon (ayat 8-22). Jika kita perhatikan lebih dalam lagi di dalamnya, maka isi surat ini memuat “Kasih antar sesama manusia”. Kasih yang mengajak dan mengajarkan kita semua untuk memerlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan oleh sesama kita. Kasih yang penuh dengan kerelaan tanpa syarat.
Sama seperti Kasih yang Allah Bapa berikan pada kita melalui anaknya Yesus yang telah mati dikayu Salib.

Ada beberapa hal yang diperlihatkan Paulus kepada Filemon.

1.      Kasih itu mengampuni.
Paulus berkata dan mengajukan sebuah permintaan kepada filemon agar dia mau menerima kembali onesimus padanya. Mungkin dalam kitab ini tidak terbukti jelas kesalahan apa yang dilakukan oleh onesimus kepada filemon, namun melalui permohonan ini Paulus sedang mengajarkan kasih yang mengampuni pada sesama yang  bersalah kepada kita.

2.      Kasih itu menerima sesama apa adanya
Paulus meminta Filemon untuk menerima Onesimus apa adanya. Paulus meminta Filemon menerima Onesimus yang sekarang ini kembali kepadanya. Paulus berharap penerimaan Filemon terhadap onesimus adalah penerimaan seutuhnya terhadap kelebihan dan kekurangannya, masa lalu maupun masa kininya. Pada bagian ini Paulus sedang mengajar Filemon, dan kita juga, untuk menghayati kasih yang menerima orang lain apa adanya. Menerima keadaan seseorang tanpa melihat apakah dia musuh atau teman. Sering kali kita menilai orang terlalu cepat, entah dengan pertimbangan apa. Mungkin masa lalunya, atau parasnya, atau apapun itu yang membuat kita cepat untuk menilai tentang seseorang (baca Yakobus 2: 1-4).

3.      Kasih itu memberi sesuatu tanpa syarat (Kasih yang penuh dengan Kerelaan)
Paulus sangat rindu agar onesimus diterima oleh filemon dengan penuh kesungguhan, sehingga paulus terus menerus berkata-kata dalam tulisannya kepada filemon untuk menyadarkan sekaligus meyakinkan filemon tentang onesimus. Dalam hal ini paulus ingin mengajarkan kita, bahwa kasih haruslah memberikan Kasih tanpa syarat dan penuh dengan kerelaan, karena jikalau tidak demikian maka nantinya kita akan menuntut kembali apa yang telah diberikan sebelumnya.

4.      Kasih itu memerlakukan orang lain sebagai pribadi yang berharga dimatanya
Di ayat 16 Paulus mengajukan permohonan yang mengajak Filemon untuk memerlakukan Onesimus sebagai pribadi yang berharga dimatanya. Status Onesimus yang dahulunya adalah hamba dari filemon, kini filemon haruslah memerlakukannya bukan seperti hamba lagi, melainkan sebagai sesama manusia, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan. Paulus, melalui permohonan ini, sedang mengajar Filemon, dan kita juga tentang, Kasih yang lebih menghargai orang lain, dan Kasih yang tulus, yang membuat seseorang merasa dirinya berharga dihadapan kita dan dihadapan Tuhan, sama seperti kita ingin diperlakukan seperti itu

Apa yang Paulus sampaikan kepada Filemon, dan kepada kita semua, adalah penerapan ajaran Yesus yang menekankan pentingnya memerlakukan orang lain sebagai pribadi yang berharga di mata Allah dan di mata kita sendiri. Dalam Lukas 10: 25-37 Yesus mengajarkan kita hal tentang Mengasihi sesama kita dan siapa sesama kita itu. Kristus mengatakan Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.Itulah hukum yang terutama dan yang pertama., Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Maka kini marilah kita hidup di dalam Kasih, dan menjadi Garam dan terang dunia yang selalu memancarkan Kemuliaan Allah dalam setiap tingkah langkah hidup kita.

2 komentar:

  1. masalah mengasihi sesama, kadang masih agak susah y...soalnya g termasuk org yg suka gemes sm org2 lamban dan ga suka denger alesan2, cepet bgt sinis sm org2 ky gitu...itu sih kelemahan g, n emosian jg..gimana y??? doain aj x y

    BalasHapus
  2. waktu kita sadar dengan apa yang jadi kelemahan kita, seharusnya kita bersyukur. karna tak banyak orang yang sadar akan kelemahannya. setiap manusia memiliki banyak sifat2 buruk dan baik(termasuk yang anda sampaikan tadi)namun permasalahannya adalah sifat apa yang kita kembangkan? emosikah atau kebaikankah, atau yang lain. mulai dari sekarang cobalah berhenti memberi makan emosimu, dan berilah makan kepada sifat kesabaranmu. Belajar, dan belajar, Tunduk dan Tunduk pada ALLAH, mulai dan mulailah. Tuhan Memberkati. _Eric A Sinaga_

    BalasHapus