Selasa, 05 Februari 2013

Musa : Pelajaran 2 : “Kerendahatian”


Pelajaran ke 2 : “Kerendahatian

Dalam Kisah para rasul 7: 25, stefanus mengatakan bahwa musa mengetahui bahwa ia memang akan menjadi pembebas bangsa israel. Musa telah membunuh seorang mandor mesir dalam usahanya untuk membebaskan bangsa israel dengan kekuatannya sendiri. Ia telah berusaha menjadi seorang pembebas tanpa berpikir sama sekali mengenai Allah. Namun, bagaimanakah keadaan musa setelah usaha yang dilakukan itu gagal? Lihatlah seberapa jauh musa telah terus dibentuk Allah. Musa tidak lagi tinggal di sebuah istana, tetapi di tengah  padang gurun (Merendahkan Hati). Ia bukan memimpin sebuah bangsa melainkan kawanan domba (Merendahan Hati).Ia tidak lagi melayani Firaun yang agung, tetapi ia melayani mertuanya (Merendahkan Hati).

Apa yang dialami musa tersebut bukanlah semacam retret akhir pekan. Musa menjalani 40 tahun yang panjang di padang gurun, belajar untuk bersekutu dengan Allah, juga keluar dari kesesatan dan pemikiran rohani yang berbahaya dari budaya mesir, dan memilah-milah kebenaran yang telah diajarkan orang tuanya dan yitro mertuanya.

Ketika Allah memanggil Musa di akhir tahun-tahun yang panjang itu, apakah yang telah dipelajarinya? Musa telah belajar untuk puas dengan menjadi seorang gembala rendahan. Musa telah mempelajari kelemahan-kelemahannya sendiri. Ia telah mulai belajar memiliki hati yang lemah lembut ditengah kehidupan padang belantara yang keras (Bilangan 12: 3).

_EAS_

Sumber referensi : Seri Terang Ilahi "Amarah dan Harga yang harus dibayar"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar