Selasa, 05 Februari 2013

Musa : Pelajaran 1 : “Kesendirian bersama Allah”


Tidak Semudah itu
Selama masa-masa awal perang dunia I, ada kecemasan besar terhadap kapal-kapal selam jerman dan kemampuan rahasia mereka. Dikisahan seorang penulis humor, Will Rogers, sedang ditanyakan oleh wartawan mengenai bagaimana ia mengatasi ancaman dari kapal selam tersebut. Dengan gaya lugas dan apa adanya, rogers menyatakan bahwa ia telah menemukan solusi untuk mengatasi kapal selam tersebut. Yang perlu anda lakukan adalah “cukup dengan merebus lautan tersebut ”, ketika air lautnya menjadi sangat panas dan tak tertahankan lagi maka kapal selam itu akan naik ke permukaan dan anda pun dapat menangkap mereka! Katanya. Wartawan tersebut membalas “lalu, bagaimana caranya anda dapat melakukan hal itu?”. Dengan segera rogers menjawab, “saya hanya menyumbang ide kog, biar orang lain yang memikirkan bagaimana caranya”.


Ada banyak hal yang penting, yang ingin diajarkan Allah kepada musa, diperlukan kasih karunia dan kesabaran-Nya yang terus menerus bekerja dalam hidup musa untuk mencetak, membentuk dan mengajarnya. Ketika menelusuri kehidupan musa, kita akan melihat pelajaran yang dikehendaki Allah supaya diterima oleh musa. Suatu jalan kehidupan yang lebih mulia daripada pergumulan dengan amarah yang jatuh-bangun dan emosi yang dijalani oleh musa.
Yukk.. kita simak beberapa pelajaran yang Allah berikan kepada musa. Dan semoga ini juga bisa menjadi perenungan kita setiap saatnya.

Pelajaran 1 : “Kesendirian bersama Allah”

                Daud, Paulus dan keduabelas rasul tidak hanya sama-sama dipakai luar biasa oleh Allah, tetapi setiap dari mereka juga memiliki satu kesamaan yaitu Mereka dipersiapkan Allah untuk melayani dengan cara menghabiskan banyak waktu untuk menyendiri bersama dengan Allah. Ada banyak hal yang harus dipelajari ditengah padang gurun dan dalam pengalaman hidupnya ketika mengambil waktu untuk menyendiri bersama Allah. Di sanalah kita mulai menghayati betapa besarnya Allah dan betapa kita sangat bergantung kepada-Nya. Ditengah padang gurun, kita mulai menemukan jalan keluar selain daripada jalan amarah yang sering kita pakai untuk membela diri kira sendiri.
                Bagi musa, tempat belajar di padang gurun itu ada di tanah midian. Midian adalah daerah yang memiliki banyak gunung-gunung dengan sejumlah makanan untuk kawanan ternak milik para gembala nomaden. Musa tiba disana karena melarikan diri dari mesir. Namun alangkah indahnya melihat bagaimana Allah memakai pengalaman ditempat itu untuk bekerja bagi kebaikan hidup musa. Masa pelarian itu menjadi masa dimana musa dipersiapkan olah Allah, dilatih dan rohaninya bertumbuh. Ditanah inilah dan dengan kaum inilah (bangsa midian) musa mendapatkan perlindungan dan kedamaian. Musa telah berkelana jauh dari hal-hal yang selama ini ia pikirkan sebagai jalan hidupnya. Di sinilah, ditengah kehidupan yang sederhana ini, musa mulai menerima setiap pelajaran-pelajaran yang ingin Allah ajarkan kepadanya.
Kemudian, Ingatlah bahwa musa telah bertumbuh dibawah pengaruh budaya mesir yang berakar pada politisme. Sebaliknya, bangsa midian adalah kaum monoteis yang masih menyembah Allah abraham. Yitro yang kemudian menjadi mertua musa adalah imam midian (keluaran 2:15 ; 3:1). Kemungkinan pada masa itu midian menjadi satu-satunya tempat dimana musa dapat belajar mengenai Allah yang sejati dan memang kesanalah Allah telah membawanya dan melatihnya.
                Allah tidak hanya memperhatikan apa yang dibutuhkan untuk pertumbuhan rohan kita, Dia juga sanggup menyediakannya.  Tidak hanya menyediakannya, namun Allah juga dengan gigih bekerja dalam hidup kita untuk mewujudkannya. Melalui banyak hal, lewat kesendirian kita dan diam bersama-sama dihadapan Allah dan banyak hal. Saya pikir pasti musa pernah menggelengkan kepalanya, menangis dan berteriak juga bertanya-tanya “kok bisa-bisanya saya ada disini ya/di dalam keadaan ini ya?”, saya membayangannya seperti itu karna saya pun tidak luput dari hal tersebut, bahkan berkali-kali memikirkan hal yang sama mengenai hidup saya sendiri, namun di tengah kesendirian kita bersama Allah kita akan menyadari bagaimana Allah terus menerus memurnikan apa pun yang kita miliki, dan menyikapkan setiap rencana-Nya bagi hidup kita, mempertebal Iman percaya kita dan untuk pelatihan Rohani kita.


_EAS_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar